translet

Selasa, 18 November 2025

Monoplay Melati Pertiwi Kolaborasikan 6 Aktris dan Penyanyi Berbakat Indonesia, Perankan Pahlawan Nasional Perempuan Indonesia

 Jakarta - INDONESIA, 17 November 2025. Sebagai wujud nyata persembahan Hari

Kemerdekaan RI Ke-80 pada Agustus lalu, seraya memperingati bulan penghormatan

terhadap para pahlawan Indonesia, Keana Production dengan bangga

mempersembahkan sebuah karya seni pertunjukan monumental, ‘Monoplay Melati

Pertiwi: Merajut Sejarah Perjalanan Bangsa’,- yang mengangkat kisah heroik dan

inspiratif enam Pahlawan Nasional Perempuan Indonesia dari lintas generasi, yakni:

S.K. Trimurti, Nyi Ageng Serang, Ratu Kalinyamat, Rasuna Said, Christina Martha

Tiahahu, dan Laksamana Malahayati.

Monoplay Melati Pertiwi’ dirancang sebagai sebuah pertunjukan utuh yang kohesif,

menyoroti narasi perjuangan yang sering kali tak terungkap dari para perempuan

perkasa yang membentuk sejarah bangsa, dimana kisah satu tokoh dengan tokoh

lainnya saling berkaitan, membentuk sebuah narasi besar tentang keberanian,

ketangguhan, kecerdasan, dan pengorbanan perempuan nusantara dalam membangun bangsa.




Produksi monoplay ini diproduseri oleh aktris dan produser Marcella Zalianty dan

disutradarai oleh Wawan Sofwan. Monoplay Melati Pertiwi ini akan diadakan pada

Selasa, 25 November 2025 di Gedung Kesenian Jakarta dengan dua sesi pertunjukan

pukul 16.00 WIB dan 19.30 WIB.

Sebagai inisiator dan produser, Marcella Zalianty dalam sambutannya menegaskan

komitmen Keana Production untuk menghadirkan karya seni pertunjukan yang tidak

hanya menghibur, tetapi juga mengandung nilai-nilai mendalam dan relevan dengan

kondisi sosial. “Bagi saya, Melati Pertiwi adalah sebuah proyek yang sangat personal

sekaligus universal. Kisahnya menggali tentang kekuatan para pahlawan perempuan,

pergulatan batin, dan makna identitas di tengah tekanan zaman. Melalui monoplay ini,

kami ingin membawa penonton pada sebuah perjalanan introspeksi yang mendalam.”

Sutradara Monoplay Melati Pertiwi, Wawan Sofwan mengatakan, “Kami tidak hanya

sekadar menceritakan ulang biografi, tetapi membongkar jiwa dari setiap karakter.

Setiap pahlawan ini akan ‘berbicara’ langsung kepada penonton, membawa mereka ke

dalam momen-momen krusial yang menentukan. Kami akan menggunakan elemen


panggung, multimedia, dan tentu saja, akting yang intens untuk menciptakan

pengalaman teater yang kami harap tak terlupakan.”

Setelah melalui proses kurasi yang mendalam, Keana Production mengumumkan enam

aktris dan penyanyi yang akan terlibat dalam ‘Monoplay Melati Pertiwi: Merajut Sejarah

Perjalanan Bangsa’, yaitu: Isyana Sarasvati sebagai SK Trimurti, Maudy Koesnaedi

sebagai Nyi Ageng Serang, Tika Brivani sebagai Rasuna Said, Hana Malasan sebagai

Ratu Kalinyamat, Marcella Zalianty sebagai Laksamana Malahayati, dan Glory sebagai

Christina Martha Tiahahu.

Bagi Isyana Sarasvati yang berperan sebagai S.K. Trimurti, "Merupakan kehormatan

luar biasa bisa memerankan S.K. Trimurti, seorang jurnalis dan pejuang yang tak kenal

lelah. Semangat beliau dalam menyuarakan kebenaran melalui tulisan mengingatkan

saya pada kekuatan musik dan kata-kata sebagai alat untuk menyampaikan pesan dan

membangkitkan semangat. Sebagai musisi, saya belajar bahwa setiap nada dan lirik,

seperti setiap tulisan dan aksi beliau, dapat menjadi pembawa perubahan. Saya

berusaha menghidupkan kembali keteguhan hatinya di atas panggung."

Tika Bravani sebagai Rasuna Said mengatakan, "Rasuna Said adalah pahlawan

dengan ketajaman pikiran dan keberanian bersuara. Memerankannya membuat saya

menyadari betapa pendidikan dan pena adalah senjata yang sangat ampuh.

Semangatnya memperjuangkan hak perempuan dan pendidikan melalui orasinya

menginspirasi saya untuk menggunakan seni peran sebagai medium edukasi."

Maudy Koesnaedi sebagai Nyi Ageng Serang menyampaikan, "Mendalami karakter Nyi

Ageng Serang, sang strategi ulung dan pemimpin di usia senja, adalah perjalanan yang

sangat mendalam. Kepemimpinannya yang bijaksana dan pengorbanannya bagi rakyat

membuat saya merenungkan arti kontribusi kita bagi sesama. Sebagai figur publik yang

juga berkecimpung di berbagai bidang, saya terinspirasi untuk senantiasa

menggunakan 'panggung' yang saya miliki, baik di dunia seni maupun sosial, untuk

hal-hal yang positif dan memberdayakan, persis seperti spirit yang dibawa Nyi Ageng

Serang."

Bagi Hana Malasan yang berperan sebagai Ratu Kalinyamat, “Memerankan Ratu

Kalinyamat, sang Ratu Pantai Utara yang gagah berani dan tegas, adalah tantangan

yang saya terima dengan penuh semangat. Beliau adalah simbol ketegasan dan visi

besar seorang pemimpin perempuan. Sebagai aktor dan entertainer, saya melihat

bagaimana keberaniannya untuk ‘tampil beda’ dan memimpin di eranya relevan dengan

semangat kita hari ini — untuk berani menjadi diri sendiri dan memimpin di bidang

masing-masing."


Aktris dan produser Marcella Zalianty yang berperan sebagai Laksamana Malahayati

menyampaikan, Laksamana Malahayati adalah legenda. Seorang laksamana

perempuan pertama di dunia, pemimpin pasukan Inong Balee, sungguh luar biasa.

Tidak hanya memerankannya, saya juga terhormat menjadi produser di proyek ini.

Membawakan sosok sehebat Malahayati, terasa seperti sebuah penyempurnaan.

Kepemimpinannya di medan perang sejajar dengan tantangan memimpin produksi

sebuah pertunjukan besar; butuh keberanian, ketegasan, dan hati yang besar. Saya

ingin menginspirasi perempuan lain untuk menjadi 'laksamana' di bidangnya

masing-masing."

Sementara itu, Glory Hilary sebagai Christina Martha Tiahahu mengatakan, "Christina

Martha Tiahahu menggambarkan semangat juang yang membara sejak usia sangat

muda. Semangat pantang menyerahnya, bahkan di detik-detik terakhir hidupnya,

sangat mengharukan dan membangkitkan gairah. Sebagai aktris, saya menemukan

kesamaan dalam hal 'passion' dan intensitas. Jika saya menuangkan jiwa ke dalam

setiap peran, Christina menuangkan jiwanya untuk membela tanah air. Saya berharap

dapat menyalurkan api semangatnya itu melalui pertunjukan ini."

Monoplay Melati Pertiwi: Merajut Sejarah Perjalanan Bangsa mendapat dukungan dari

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, BTN, Djarum Foundation sebagai

bentuk komitmen bersama dalam melestarikan nilai-nilai kepahlawanan dan

memperkuat peran perempuan dalam kebudayaan bangsa. Dukungan ini menjadi bukti

bahwa karya seni dan pertunjukan seperti ini tidak hanya menjadi ruang ekspresi, tetapi

juga wadah edukatif untuk menanamkan semangat perjuangan dan kebanggaan

terhadap identitas Indonesia di kalangan generasi muda.

Monoplay Melati Pertiwi ini melibatkan banyak kru bertalenta dibidangnya. Antara lain: 5

penulis naskah yakni: Ahda Imran, Cut Novita Srikandi, Felix K. Nesi, Endah Dinda

Jenura, dan Fandy Hutari. Sementara Penata artistik dipercayakan pada Trianzani

Sulshi, penata musik pada Achi Hardjakusumah, Pimpinan Panggung dengan Bayu

Dharmawan, Penata Cahaya dengan Fajar Okto Adiputra, Penata Kostum dengan

Natasha Anadella, Penata Rias dan Rambut dengan Vani Sagita dan Fakhrudin, Penata

Multimedia dengan Aep Suherman, serta Fotografi poster dengan Winston Gomez.

Harga tiket pertunjukan Monoplay Melati Pertiwi dimulai dari Rp150.000 hingga 1 juta

rupiah dan dapat dibeli secara online melalui loket.com. Untuk informasi lebih lanjut

mengenai jadwal, penampilan, dan detail acara, dapat mengunjungi akun resmi

Instagram @keana_film.

Eksplorasi Terbaru Joko Anwar, Menggali Warisan Trauma Antar Generasi dalam Interpretasi Legenda Cerita Rakyat di Film Thriller Legenda Kelam Malin Kundang Film Legenda Kelam Malin Kundang tayang mulai 27 November 2025 di bioskop

 


Jakarta, 17 November 2025 Joko Anwar bersama Come and See Pictures selalu menyajikan gagasan sinematik yang menyegarkan dan berani pada setiap karya terbarunya. Dalam film thriller terbaru yang ia produseri berjudul Legenda Kelam Malin Kundang, disutradarai Kevin Rahardjo dan Rafki Hidayat, menjadi reinterpretasi yang fresh dari legenda cerita rakyat paling populer Indonesia, Malin Kundang. Film ini menghadirkan sebuah misteri yang mengungkap apa yang sebenarnya terjadi dari sebuah peristiwa traumatik antar generasi.

Selama ini, rakyat Indonesia mengenal sosok Malin Kundang sebagai anak durhaka yang lupa pada ibunya setelah pergi merantau. Namun, kita tak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi hingga Malin dikutuk menjadi batu. Melalui interpretasi yang berani, film Legenda Kelam Malin Kundang menyajikan sebuah alternatif cerita yang akan membuat penonton berpikir ulang tentang apa yang selama ini diyakini!

Mengikuti kisah Alif (Rio Dewanto), seniman micro painting yang baru saja pulih dari kecelakaan dan harus berjuang dengan mengingat memorinya, tiba-tiba harus menerima kedatangan perempuan yang mengaku sebagai ibunya. Alif sama sekali tak mengingat wajah sang ibu, yang ia tinggal pergi merantau 18 tahun silam. Alif pun terseret masuk ke dalam sebuah rahasia kelam.

Dari lorong-lorong sumpek di Jakarta hingga memento yang terserak di balik karya-karya micro painting-nya, Alif menelusuri rahasia kelam nan mencekam tentang masa lalunya. Membawa penonton pada sebuah kisah yang belum pernah dibayangkan, kisah traumatik yang akan membuka mata kita tentang kebenaran yang tak hanya memiliki dua dimensi.

Dikemas dengan genre thriller-misteri, Legenda Kelam Malin Kundang memberikan tontonan menghibur dan mendebarkan hingga akhir. Membawa penonton untuk menebak siapa sebenarnya Alif dan keluarganya, apa yang terjadi padanya, dan mengapa Alif melupakan ibunya?

Bak labirin di perkampungan ibukota yang selalu membawa kita pada jalan keluar baru, Legenda Kelam Malin Kundang juga mengundang penonton untuk berdiskusi tentang kemungkinan-kemungkinan baru dari kebenaran yang selama ini kita yakini.

Sabtu, 15 November 2025

Ada Lagu Hindia everything u are, Anything You Want Reality Club hingga Dance, Habibi dari Ali di Film Dopamin, Pas Banget Wakili Kisah Cinta Angga-Shenina di Dunia yang Semakin Gila!

 Film Dopamin sedang tayang di bioskop



Tak hanya menawarkan genre yang fresh, filmpersembahan Starvision dan Karuna Pictures, Dopamin, rupanya juga membuatpenonton terngiang-ngiang dengan OST. filmnya. Film Dopamin menggunakan lagu everything u are dari Hindia, Anything You Want dari grup band Reality Club, serta Dance, Habibi dari grup band Ali. Ketiga lagu tersebut juga untuk pertama kalinya menjadi OST. dalam film layar lebar. Lagu everything u are sangat mewakili kisah pasangan Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon di film Dopamin yang memerankan Malik dan Alya, pasangan suami istri baru yang mengalami tantangan finansial. Di film Dopamin, lagu everything u are seperti menjadi sebuah pesan tentang meski lelah menghadapi beratnya tantangan hidup,selama masih ada kasih sayang dari pasangan menjadi sebuah kepercayaan dan alasan untuk bertahan hidup. “Lagu everything u are sudah ada di kepala saya sejak kami syuting. Secara emosi, lagu ini memiliki energi yang kuat dan sesuai dengan mood filmnya. Lagu ini juga

secara tema mampu merepresentasikan inti cerita di film ini tentang cinta, luka, dan

self acceptance,” kata penulis dan sutradara film Dopamin Teddy Soeria

Atmadja.

Salah satu yang juga spesial, lagu everything u are baru-baru ini juga meraih lima

nominasi AMI (Anugerah Musik Indonesia) Awards 2025. Lagu tersebut masuk

dalam nominasi Karya Produksi Terbaik Terbaik, Video Musik Terbaik, Artis Solo

Alternatif Terbaik, Produser Rekaman Terbaik, dan Aransemen Vokal Terbaik.

Sementara itu, lagu Dance, Habibi dari grup band Ali juga memberikan nuansa fun di dalam film Dopamin. Lagu Dance, Habibi memiliki nuansa musik rock, soul, dan funk, dengan sentuhan elemen Timur Tengah.

Salah satu lagu populer yang viral, Anything You Want dari grup band Reality Club

juga memberikan pemaknaan yang menambah lapisan emosi di film Dopamin. Lagu

ini merepresentasikan kisah romansa Malik dan Alya di film, bahwa keduanya saling

memiliki satu sama lain, dalam keadaan apapun, saling bersama. Apapun kesalahan

yang dimiliki, Malik dan Alya akan saling menanggungnya bersama.


Dengan masuknya tiga lagu tersebut sebagai OST. film Dopamin, menjadikan film

ini unik dan berbeda. Menjadikan film terasa seperti sebuah perjalanan

mendebarkan namun tetap terasa menyenangkan, seperti menjadi sebuah cara

menemukan bahagia di dunia yang semakin gila!

Tonton film Dopamin persembahan Starvision dan Karuna Pictures di Bioskop

sekarang! Temukan cara bahagia di dunia yang semakin gila! Ikuti

perkembangan terbaru film Dopamin melalui akun Instagram @FilmDopamin

@Starvisionplus dan Tiktok @StarvisionOfficial.

Rabu, 15 Oktober 2025

Terror Sampai di Makassar! ‘Tumbal Darah’ Hadir Membawa Ketegangan dalam Special Screening dan Roadshow

 Sukses mencuri perhatian para pecinta film di Indonesia,film Tumbal Darah garapan Charles Gozali di bawah bendera MAGMA Entertainment,Wahana Kreator,dan Sinemaku Pictures hadir di Makassar dalam rangkaian roadshow dan special screening pada yang mengguncang adrenalin penonton selama durasi film.

Special Screening yang Membekas untuk Warga Makassar Digelar di Nipah XXI Makassar, pemutaran spesial ini menjadi pengalaman tak terlupakan bagi para penonton yang memenuhi studio. 

Dari awal film hingga mulainya kredit akhir, suasana tegang terus menghantui ruangan.

Banyak yang mengaku sulit bernapas karena intensitas ketegangan yang tiada henti. Para penonton yang berkesempatan menyaksikan film ini duluan berbagi tanggapan mereka terhadap Tumbal Darah. “Serius, ini film unik dan gokil abis! Ga cuma serem dari horror, tapi actionnya juga bikin ga berhenti deg-degan!” Sebut seorang penonton yang tidak bisa menahan antusiasmenya setelah menonton Tumbal Darah.

Universitas Hasanuddin Jadi Saksi Perjalanan Horror Tumbal Darah Tak hanya itu, sutradara Charles Gozali, ko-sutradara Imron Ayikayyu dan pemeran utama Marthino Lio juga turut menghadiri acara Hasanuddin Film Festival x Manajemen Talenta Nasional (MTN) Ikon Inspirasi dalam sesi talkshow yang membahas proses kreatif dalam industri perfilman.

Ketiga narasumber berbagi pengalaman masing-masing dalam industri perfilman, serta kerja keras di balik layar pembuatan Tumbal Darah, mulai dari proses syuting yang penuh tantangan hingga bagaimana mereka membangun keseimbangan antara aksi brutal, horror mengerikan, dan drama menyentuh yang disajikan dalam Tumbal Darah.

Kehadiran Tumbal Darah di Makassar membuktikan bahwa film ini bukan sekadar horor biasa,namun sebuah pengalaman sinematik yang mengguncang batin dan pikiran. Dengan perpaduan aksi, misteri, dan teror yang mencekam, film ini sukses meninggalkan jejak mendalam bagi para penontonnya.


Untuk kalian yang berkesempatan menyaksikan film horror-action terbaru dari Charles Gozali

ini, jangan bersedih dulu! Tumbal Darah akan kembali hadir membawakan terror di 11 kota

besar di seluruh Indonesia melalui special screening pada 18 Oktober 2025.

Jakarta - Blok M Square

Bandung - D’Botanica XXI

Tasikmalaya - Tasik XXI

Tangerang - Ecoplaza Citraraya Cikupa CGV

Depok - TSM Cibubur XXI

Pekalongan - Pekalongan XXI

Lampung - Mal Kartini XXI

Medan - Plaza Medan Fair Cinepolis

Surabaya - Royal XXI

Bogor - Mall BTM XXI

Banjarmasin - Studio XXI

Jangan sampai ketinggalan lagi! Tiket sudah dapat dibeli melalui aplikasi TIX ID, MTIX, CGV,

dan Cinepolis.

Bersiap-siap untuk terror yang tak terlupakan dalam Tumbal Darah! Tayang di seluruh bioskop

Indonesia mulai 23 Oktober 2025. Info lebih lanjut kunjungi sosial media @tumbaldarahfilm

dan @magmaent.

Minggu, 21 September 2025

Jakarta Illustration & Creative Arts Fair (JICAF) resmi dibuka hari ini, Kamis 18 September 2025 di The Space, Senayan City, Jakarta, menandai edisi ketiganya dengan tema New Heights. Gelaran tahun ini berlangsung mulai 18 September – 5 Oktober 2025, menghadirkan lebih dari 100 seniman dari 25 negara. Edisi 2025 ini menghadirkan pengalaman seni lintas batas yang lebih besar, inklusif, dan eksperimental

 Jakarta Illustration & Creative Arts Fair (JICAF) resmi dibuka hari ini, Kamis 18 September 2025 di The Space, Senayan City, Jakarta, menandai edisi ketiganya dengan tema New Heights. Gelaran tahun ini berlangsung mulai 18 September – 5 Oktober 2025, menghadirkan lebih dari 100 seniman dari 25 negara. Edisi 2025 ini menghadirkan pengalaman seni lintas batas yang lebih besar, inklusif, dan eksperimental.


Sebagai platform seni ilustrasi terbesar di Indonesia, JICAF terus menghadirkan terobosan dalam mempertemukan seniman, kolektor, pecinta seni, dan pelaku industri kreatif. Tahun lalu, JICAF 2024 mengusung tema Chaotic City, yang memotret dinamika dan energi kehidupan urban, Tahun ini, JICAF 2025 bergerak ke arah baru dengan menekankan inklusivitas, eksperimen, dan keberanian. Pengunjung akan merasakan pengalaman baru melalui program participatory art, B2B networking & matchmaking, hingga artist fan meet & signing sessions


Tahun ini JICAF mencatat lonjakan antusiasme luar biasa dengan 764 submission dari 25 negara, naik 41% dibandingkan tahun lalu. Hal ini menegaskan posisi JICAF sebagai panggung yang semakin diperhitungkan bagi seniman visual di tingkat internasional.


Sunny Gho, Co-Founder dan Fair Director JICAF mengatakan, “JICAF lahir untuk memberdayakan seniman ilustrasi Indonesia agar dapat memperkaya seni dan budaya dunia. Tahun ini kami melangkah ke babak baru dengan semangat New Heights, menghadirkan program-program yang lebih segar, inklusif, dan interaktif.


Selain program unggulan seperti Supermarket for Artworks, Exclusive Art Drop, dan Live Art Experience, tahun ini JICAF memperkenalkan sejumlah program baru yang memperluas pengalaman seni bagi publik:


JICAF Talks Podcast

Sebuah seri percakapan dengan seniman, kurator, dan pelaku kreatif dari dalam dan luar negeri. Program ini memperluas ruang diskusi seni ke format digital sehingga bisa diakses lebih banyak audiens.


Trinket Island

Area khusus yang menghadirkan merchandise unik, karya kecil, dan koleksi eksklusif dari jajaran seniman JICAF. Tempat ini menjadi destinasi favorit bagi kolektor dan pecinta benda seni.


Toyzone

Sebuah playground untuk pecinta art toys dan collectible figures. Toyzone menghadirkan rilisan eksklusif, kolaborasi dengan seniman, serta instalasi interaktif yang menghubungkan seni ilustrasi dengan dunia mainan koleksi.


Salah satu sorotan tahun ini adalah kolaborasi JICAF dengan Tab Space Studio, sebuah studio seniman neurodiverse. Melalui kerjasama ini, JICAF menghadirkan kurasi yang lebih segar dan berani, sekaligus membuka ruang seni yang inklusif bagi beragam suara, perspektif, dan ekspresi kreatif.


Sunny Gho menambahkan, “Kolaborasi dengan Tab Space Studio adalah langkah penting bagi kami. Dengan mengusung semangat inklusivitas, kami ingin menunjukkan bahwa seni adalah bahasa universal yang dapat diakses, dirasakan, dan dinikmati oleh semua orang,”


Kurator Lintas Industri: Perspektif Baru dalam Dunia Ilustrasi


JICAF 2025 menghadirkan board of curators lintas industri yang memperkaya perspektif. Tidak hanya seniman dan gallerist, tetapi juga figur dari musik, film, dan industri kreatif terkemuka. Nama-nama seperti Isyana Sarasvati (musisi), Sheila Dara (aktris), Ferry Dermawan (Plainsong Live), Devi Attamimi (Hakuhodo International), Angel Lukito (Exsport) hingga kreator visual Ardhira Putra berperan dalam merancang pengalaman JICAF 2025.


Keterlibatan lintas industri ini menghadirkan nuansa yang lebih segar. Dalam artian, seni ilustrasi tidak lagi dilihat hanya sebagai karya visual, tetapi juga sebagai medium yang mampu menjembatani musik, film, literasi, hingga komunikasi brand.


Pada perhelatan JICAF 2025, BCA hadir memberikan penawaran menarik bagi pengunjung yang merupakan nasabah setia BCA seperti : 


Promo Tiket Beli 1 dapat 2 untuk pembelian dengan menggunakan Debit BCA Mastercard/Kartu Kredit BCA/ Virtual Account BCA (untuk 450 pembelian pertama),


ART Deal Tuesday berupa Diskon 10% untuk pembayaran menggunakan Debit BCA/Kartu Kredit BCA/QRIS di myBCA/BCA mobile/Sakuku,


Cashback Rp50 ribu untuk setiap transaksi minimal Rp500 ribu menggunakan QRIS myBCA/BCA Mobile/Sakuku (kuota 25/hari)


"Kami sangat senang dapat berpatisipasi kembali dalam JICAF 2025. Kami yakin pameran seperti JICAF ini merupakan salah satu pilar yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia. Kolaborasi antarpihak diperlukan untuk mendukung perhelatan acara seperti ini dan BCA berkomitmen terlibat dalam JICAF 2025 karena keunikan dan nilai-nilai yang dibawanya. Kami percaya ajang JICAF 2025 bisa menjadi ruang bagi pegiat seni ilustrasi dan kreatif untuk semakin tumbuh, memperluas jaringan dan meningkatkan nilai tambah dari karya-karya yang dihasilkannya," kata Norisa, EVP Transaction Banking Business Development BCA.


JICAF kini juga semakin kuat posisinya sebagai hub seni ilustrasi Asia, dengan jaringan aktif bersama art fair di Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan kini merambah Taiwan serta China. Kehadiran seniman internasional dari berbagai negara menjadikan JICAF 2025 sebuah panggung global yang mempertemukan talenta, brand, dan komunitas kreatif lintas batas.

Selasa, 08 Juli 2025

FILM ORANG IKAN Perpaduan Sinema Monster Klasik dan Sejarah Perang Dunia dari Asia Tenggara

 Dalam dunia film yang terus berkembang, setiap judul menyimpan cerita uniknya sendiri. Dari aksi yang mendebarkan hingga drama yang mengharukan, setiap film menawarkan pengalaman yang berbeda bagi penontonnya. Film-film horor Indonesia seringkali mengambil inspirasi dari mitologi dan legenda daerah. Film-film ini menghadirkan cerita-cerita menyeramkan yang berakar pada kepercayaan dan cerita rakyat Indonesia.



Lewat acara Special Screening Gala Premiere Film “Orang Ikan”, rumah produksi Gorylah Pictures, berkerjasama dengan Zhao Wei Films (Singapore) dan Infinite Studio (Indonesia) mempersembahkan sebuah karya unik yang memperluas cakrawala dengan genre creature horror action dengan sentuhan Asia Tenggara


Disutradarai dan ditulis oleh Mike Wiluan, film ini menggabungkan mitologi lokal, kisah sejarah, dan elemen sinematik monster klasik dalam satu pengalaman sinema yang segar dan menggugah secara visual maupun emosional.


Tema yang mendasari film ini adalah tentang kemanusiaan, bagaimana manusia dapat dengan mudah menghancurkan satu sama lain dalam peperangan, tetapi ketika dihadapkan dengan sesuatu yang tidak diketahui dari alam, mereka dapat bekerja sama untuk bertahan hidup. Film ini merujuk pada bagaimana manusia dapat merusak sesuatu yang tidak dipahami. Makhluk seperti Orang Ikan bertahan hidup karena ia perlu menyukai semua satwa liar. Pada akhirnya, antagonis di dunia ini tidak selalu makhluk. Melainkan manusia,” jelas Mike Wiluan, sutradara Indonesia, yang juga pemimpin Infinite Studios yg telah berpengalaman dalam memproduseri film-film internasional, seperti Buffalo Boys, Monkey Man, The Night Come For Us, Losmen Melati.

Orang Ikan” adalah film horor aksi yang memadukan kisah sejarah dan mitologi lokal dengan sinema monster klasik. Berlatar belakang Perang Dunia II, Film Orang Ikan mengisahkan seorang tentara Jepang dan tawanan perang Inggris yang terdampar di pulau terpencil dan harus berhadapan dengan makhluk ganas.

ilm mitologi "Orang Ikan" terinspirasi dari cerita rakyat Melayu dan film klasik "Creature from the Black Lagoon". Mengangkat kisah makhluk mitologi Indonesia, perpaduan manusia dan ikan, yang hidup di perairan. Mike Wiluan membawa visinya pada sinema horor Asia dengan pendekatan yang tidak biasa. Ia menyebut film ini sebagai “kisah asal muasal tentang monster, yang lahir dari tragedi kemanusiaan Perang Dunia II.” 

Sebagian besar cerita rakyat di Indonesia berbasis daratan. Selain Nyai Roro Kidul yang merupakan Dewi Laut, Orang Ikan adalah makhluk yang tidak memiliki kekuatan khusus atau hubungan dengan ritual kuno, agama, atau budaya sosial seperti banyak cerita rakyat lainnya,” ujar Mike. 

“Film "Orang Ikan" bukan hanya sebuah film horor, tetapi juga sebuah upaya untuk mengangkat cerita rakyat dan mitologi Indonesia ke layar lebar, serta memperkenalkan budaya Indonesia kepada penonton global. Film ini juga menceritakan tentang konflik, penyembuhan luka sejarah, dan kemungkinan perdamaian dalam kondisi paling ekstrem,” ujar Mike. 

Film “Orang Ikan” merupakan produksi lintas negara antara Indonesia, Singapura, Jepang, dan Inggris. Sederet aktor dan filmmaker ternama turut terlibat dalam proyek film ini, seperti Dean Fujioka, aktor dan penyanyi Jepang yang dikenal di Asia Timur, Callum Woodhouse, aktor asal Inggris (The Durrells, All Creatures Great and Small), Alan Maxson, aktor spesialis creature-feature dari Hollywood, dan sederet produser ternama, seperti Eric Khoo, Freddie Yeo, Tan Fong Cheng, Fumie Suzuki Lancaster, James Khoo, Darryl Yeo, Ninin Musa, Alexandra Gottardo, Yutaka Tachibana, Takahiro Yamashita, Anthony Khoo, serta dukungan produksi dari Zhao Wei Films (Singapura), Gorylah Pictures dan Infinite Studios (Indonesia). 


Meskipun melibatkan banyak orang dari berbagai lintas negara, Film “Orang Ikan”100% diproduksi di Indonesia, mengambil lokasi di Curug Sodong, Sukabumi, Kawasan Geopark Ciletuh dan Studio Infinite di Batam serta dibuat oleh tim Indonesia, seperti Asep Kalila (Director of Photography) yang mengambil pendekatan kontras antaralanskap tropis dan atmosfer horor laut, Ernaka Puspita Dewi (Make Up Designer) dan Fajrul Fadillah (FVX Artist). Terlibatnya tim Indonesia dalam proyek film ini menjadibukti bahwa filmmaker Indonesia telah mumpuni dalam menjalankan produksi dengan pihak asing. 

Untuk dialog dalam Film “Orang Ikan” menggunakan Bahasa Inggris dan Jepang. Karena cerita tersebut mengharuskan adanya karakter Jepang dan Inggris, itulah yang menjadi alasan untuk menghadirkan Dean Fujioka dan Callum Woodhouse dalam film ini. “Kami ingin menampilkan aktor asli dari negara asal. Dean sangat mengenal Indonesia dan berbicara dalam berbagai bahasa serta terbiasa dengan koreografi pertarungan. Callum adalah karakter yang luar biasa yang tidak takut berada dalam situasi sulit. Keduanya memiliki karya akting yang luar biasa dan pengalaman yang luar biasa,” ungkap Mike bangga. 

Meskipun banyak melibatkan para filmmaker hebat, bagi Mike tantangan terbesar dalam film yang mengangkat sosok makhluk adalah desain dan bentuk makhluk yang ingin ditampilkan karena pada dasarnya makhluk tersebut adalah karakter utama.“Saya pernah punya pengalaman dengan prostetik tetapi belum pernah bekerja dengan kostum lengkap dan animatronik sebelumnya. Untuk membuat film ini membutuhkan waktu dan pemilihan aktor makhluk juga merupakan bagian dari proses tersebut. Aspek lain yang menantang dalam pembuatan film ini adalah lokasi yang sangat terpencil. Prosesnya menantang secara fisik dan mental,” cerita Mike. Film “Orang Ikan” merupakan film Indonesia yang menggunakan teknik kostum monster yang mumpuni yang melibatkan Allan Holt, creature designer dari Amerika dengan prostetik dan teknik practical effects ala era klasik dengan detil kostum yang sangat riil. Terkait teknik khusus yang digunakan dalam proses pembuatan film “Orang Ikan” ini, Mike Wiluan mengatakan “Kami melakukan syuting di medan yang berbahaya, jadi keselamatan menjadi hal yang penting. Kami melakukan syuting di hutan, tebing, gua, dan pantai liar dengan arus yang kuat. Tim pemeran pengganti dan personel keselamatan kami selalu siap sedia. Proses khusus perlu dilakukan pada kostum Orang Ikan dan pemainnya karena kostum tersebut sangat panas. Kostum tersebut memiliki sistem pendingin khusus yang sangat mirip dengan pembalap F1. Kostum tersebut juga memiliki animatronik yang sangat sensitif yang memerlukan operator yang terampil.”

Sebelum penayangan di bioskop Indonesia, Orang Ikan telah mencuri perhatian dunia lewat pemutarannya di beberapa ajang film festival Internasional, seperti: 37th Tokyo International Film Festival 2024 (Gala Selection), 35th Singapore International Film Festival 2024 (Official Selection), Trieste Science+Fiction Festival 2024 (European Premiere – Neon / Asteroid Competition), Overlook Film Festival 2025 (US Premiere), Fantasy Filmfest Night 2025 (German Premier), dan Neuchatel Int’l Fantastic FF 2025 (Swiss Premiere)

Film “Orang Ikan” juga banyak dipuji oleh kritikus film dunia atas pendekatan segar terhadap sub-genre creature-feature dengan konteks Asia yang kuat.

A bold reimagining of the monster genre rooted in Southeast Asian history... visually gripping and emotionally complex.”— Bloody Disgusting

“Monster horror meets wartime survival in a unique hybrid only Southeast Asia could deliver.”— Film Inquiry

Rencananya film “Orang Ikan” juga akan tayang di berbagai negara, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, Jerman, Yunani, Italia, Spanyol, Inggris, Rusia/Baltik, dan Timur Tengah. 

“Monster dari legenda Asia kini hadir di layar lebar. Saksikan kisah bertahan hidup paling mendebarkan tahun ini hanya di bioskop! Film ini rencananya akan tayang sebagai special showcase/screening di bioskop CGV di Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya mulai 11 Juli 2025” 

















Kamis, 19 Juni 2025

“RABI JIWO” FILM HORROR TAYANG DI BIOSKOP MULAI 26 JUNI 2025

 Jakarta, 18 Juni 2025 – Setelah mempersembahkan film pertama yang bertema action, Tawang Khan Production kembali memproduksi film dengan mengambil genre horror berjudul Rabi Jiwo: Menikahi Mayat. Disutradarai oleh Agus H. Mawardy, film ini cukup mencuri perhatian, karena tercatat sebagai comeback Syahnaz Sadiqah dan Ramon Y Tungka ke layar lebar. Dengan ciri khas Tawang Khan Production berupa adanya adegan laga yang dikoreografi sebagai nilai tambah, film Rabi Jiwo diharapkan akan menjadi suatu film horor yang tampil beda. Selain genre horror juga diselipkan humor disana-sini sebagai selingan dari kisah film yang cukup mencekam. Film ini tayang mulai tanggal 26 Juni 2025 di seluruh Indonesia.



SINOPSIS Rabi Jiwo: Menikahi Mayat menceritakan tentang kisah seorang anak muda yang terlibat cinta beda kasta. Demi mendapatkan kekasihnya, ia rela melakukan segala cara termasuk memanggil kekuatan dari alam kematian. Hal tersebut kemudian memancing teror mengerikan yang bahkan tidak pernah ia bayangkan.  




CAST & CREW Film Rabi Jiwo dibintangi sederet nama seniman Tanah Air, antara lain Syahnaz Sadiqah, Ramon Y Tungka, Reynavenzka Deyandra, Furry Setya, Tyo Pakusadewo, Varissa Camelia, Lisa Mae, Budi Bima, Sania Velova, dan Sri Yatun. Produser film ini adalah empat anak muda dari dunia bela diri Tanah Air yaitu; Wahyudi “Beksi” Tejo Sulaksono, Ali Massae, Atmi S, dan Ical Labarani. Adegan laga sepenuhnya dikejarkan oleh All Stars Productions dengan arahan sutradara laga Fandy Fight. Sutradara Agus H Mawardy yang membesut film ini sebelumnya dikenal sebagai sutradara film Valentine, Arwah Noni Belanda, dan Bonnie, serta beberapa series dan film pendek diantaranya Kalis, Wening dan beberapa judul Halusinada di suatu OTT.




LOKASI SHOOTING Dalam proses pembuatannya, film Rabi Jiwo dilakukan di daerah Blora, Cepu dan Lasem - Jawa Tengah. Proses pengambilan gambar film ini mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah, dengan mendapatkan lokasi-lokasi yang cukup menakjubkan. Antusiasme masyarakat lokal terbilang tinggi, selain kehadiran para aktor, mereka juga bangga karena daerahnya dilibatkan sebagai lokasi syuting. Cuaca yang cukup ekstrim karena terletak di wilayah pesisir tidak membuat para pemeran film Rabi Jiwo patah semangat. Aktor Furry Setia yang harus banyak melakukan adegan fisik bahkan sempat dibawa ke rumah sakit karena alami dehidrasi, dan segera mendapatkan infus agar tetap prima berakting keesokan harinya. DAFTAR CAST: Raymond J Tungka sebagai Gimin Syahnaz Sadiqah sebagai Sriningsih Reynavenzka Deyandra sebagai Nyi Suti Furry Setya sebagai Gopek Tyo Pakusadewo sebagai Raden Mas Priyo Sumarjo Varissa Camelia sebagai Nyi Turah Lisa Mae sebagai Wati Budi Bima sebagai Ki Geseng Sania Velova sebagai Raden Ayu Priyo Sumarjo Sri Yatun sebagai Simbok

Selasa, 17 Juni 2025

Mengenal SKOP Productions & Deretan Bintang Film di Balik Film Action Malaysia Terlaris “Blood Brothers: Bara Naga” yang Kini Tayang di Bioskop Indonesia

 Film aksi terbaru “Blood Brothers: Bara Naga” bukan sekadar suguhan hiburan penuh ledakan dan adrenalin. Film ini lahir dari tangan-tangan kreatif dan penuh pengalaman, baik dari rumah produksinya, SKOP Productions, maupun para pemain utamanya yang telah lama menjadi ikon di industri film Malaysia.



SKOP Productions merupakan rumah produksi legendaris Malaysia yang telah berdiri sejak 1985, didirikan oleh Datuk Yusof Haslam. Popularitas SKOP melejit melalui film “Sembilu” (1995) yang sukses meraih RM6 juta hanya dalam satu minggu penayangan. Sejak itu, SKOP dikenal sebagai pionir film-film box office Malaysia, dengan portofolio blockbuster seperti Polis Evo 3(2023) dengan capaian RM 54 juta, disutradarai Syafiq Yusof, dibintangi Syafiq Kyle dan Sharnaaz Ahmad. Lalu, Munafik 2 (2018) dengan capaian RM 48 juta dan Abang Long Fadil 2 (2022) yang meraup RM 25 juta.



“Blood Brothers: Bara Naga” menjadi proyek ambisius terbaru dari SKOP, mempertegas posisinya sebagai studio film dengan inovasi dan kualitas produksi bertaraf internasional. Para pemainnya pun adalah talenta-talenta terbaik Malaysia, di antaranya:

● Syafiq Kyle

Aktor muda berbakat ini dikenal luas melalui perannya sebagai Inspektur Dani dalam film box office “Polis Evo 3”. Ia juga pernah membintangi film horor populer “Pusaka”(2019), dan terlibat aktif dalam adegan stunt yang dilakukannya sendiri. “Blood Brothers” menjadi film ketiganya bersama sutradara Syafiq Yusof, menunjukkan chemistry dan konsistensi kualitas mereka.




● Sharnaaz Ahmad

Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun, Sharnaaz dikenal sebagai aktor serba bisa, khususnya dalam peran-peran keras dan penuh intensitas. Ia memerankan karakter ikonik Lan Todak dalam film remaja legendaris “Juvana”. Kerap tampil dalam proyek-proyek berani dan berisiko tinggi, Sharnaaz juga tampil dalam “Polis Evo 3” dan bekerja erat dengan Syafiq Kyle dan Syafiq Yusof.



● Shukri Yahaya

Dianggap sebagai salah satu aktor utama paling dicintai di televisi Malaysia, Shukri telah tampil dalam lebih dari 100 serial TV. Ia memukau penonton lewat aktingnya dalam drama-drama hits seperti “Asam Pedas untuk Dia”, “7 Hari Mencintaiku”, “Andainya Takdir”, “Rindu Awak Separuh Nyawa” hingga “Anda Itu Takdirnya”. Dikenal memiliki pertemanan personal dengan Sharnaaz Ahmad.




Amelia Henderson

Aktris multitalenta ini juga merupakan model, presenter, dan penulis. Ia dikenal publik luas berkat film horor “Pulau” (2023) dan aksi laga “J2: J Retribusi” (2021). Di luar layar,Amelia adalah pembawa acara podcast sukses “Studio Sembang” yang memiliki lebih dari 210 ribu subscriber di YouTube. Dikenal akan kecerdasannya, Amelia membawa dimensi baru dalam dunia perfilman Malaysia.




“Blood Brothers: Bara Naga” tidak hanya menandai pencapaian teknis luar biasa dengan sinematografi, adegan laga, dan musik latar berstandar tinggi, tetapi juga menjadi titik pertemuan aktor-aktor paling ikonik Malaysia dalam satu layar. Sebuah kolaborasi yang tak hanya menghibur, tapi juga merepresentasikan kemajuan sinema Malaysia yang semakin mendekati standar internasional.Film ini sudah tayang di bioskop Indonesia mulai 11 Juni 2025, dan menjadi perkenalan terbaik untuk memahami kualitas blockbuster Malaysia yang semakin membanggakan.

Senin, 16 Juni 2025

Syirik: Danyang Laut Selatan’ Tawarkan Teror Mistis Berbalut Budaya Lokal, Tayang 19 Juni2025

 Jakarta, 16 Juni 2025 — Film horor terbaru bertajuk ‘Syirik: Danyang Laut Selatan’ siapmeneror layar lebar dengan pendekatan yang berbeda dari film horor kebanyakan. Tak sekadarmenyajikan adegan jumpscare, film ini justru menggali kedalaman kengerian dari akar-akarbudaya, kepercayaan kelam, dan praktik sesat yang masih eksis di masyarakat. Dengan ceritayang menyentuh sisi emosional dan spiritual, Syirik menghadirkan horor yang lebih personaldan mengusik batin penonton.

Kisah cinta tragis antara Said dan Sari menjadi salah satu benang merah dalam narasi film ini.Cinta mereka diuji oleh tradisi kuno, tekanan keluarga, serta ancaman dari kekuatan gaib.Perjuangan mereka menggambarkan dilema berat dalam memilih antara cinta, keluarga, dankebenaran.

Tokoh Said, yang digambarkan sebagai seorang santri yang kembali ke kampung halamannyadan menemukan desanya telah jatuh dalam kesesatan, menjadi inti dari konflik utama film ini.Cerita tersebut memunculkan pertarungan nilai antara iman dan penyimpangan, sertamenghadirkan dimensi moral dan spiritual dalam balutan genre horor.Intrik kekuasaan turut memperkuat ketegangan film ini.

 Sosok antagonis Ki Dalang, yangterobsesi pada ilmu hitam dan ritual tumbal, berhadapan dengan tokoh lurah yang harusmemilih antara menyelamatkan warganya atau menutupi rahasia kelam desa tersebut. Konflikini menjadi cerminan tentang pengorbanan, ambisi, dan kekuasaan yang menyesatkan.Film ini juga didukung oleh deretan bintang papan atas, seperti Teuku Rassya, DonnyAlamsyah, Kinaryosih, Totos Rasiti, Richelle Skornicki, dan Nikita Mirzani. 

Kehadiran para aktorini menjadi jaminan kualitas dari sisi akting dan daya tarik yang kuat bagi penonton.Menariknya, film ini juga menjadi salah satu titik balik karier Nikita Mirzani, yang selama inikerap menjadi sorotan media karena berbagai kontroversi. Dalam film ini, Nikita menunjukkandedikasinya sebagai aktris, dengan peran yang menantang dan emosional.‘Syirik: Danyang Laut Selatan’ juga mencuri perhatian dengan keberaniannya mengangkatberbagai mitos dan legenda lokal, terutama dari Jawa. 

Mulai dari cerita Danyang penjaga desa,pulung gantung, ritual pengorbanan, hingga konsep mengerikan seperti ‘wayang kulit manusia’,semuanya dikemas secara sinematik dan otentik, menghadirkan pengalaman horor yang terasanyata dan dekat dengan budaya masyarakat Indonesia.

Debut Richelle Skornicki sebagai pemeran utama di genre horor juga menjadi salah satu sorotan. Dalam perannya sebagai Sari, Richelle berhasil memerankan karakter yang penuhdilema dan pergolakan batin.Sisi visual film ini pun tak kalah mencuri perhatian.


 Dengan mengambil lokasi syuting diWonosari, film ini menyuguhkan lanskap alam dan suasana pedesaan yang penuh nuansamistis. Keindahan visual dari pemandangan alam hingga elemen arsitektur lokal memperkuatatmosfer mencekam dalam setiap adegannya.Dengan proses produksi yang memakan waktu cukup lama, Syirik dirancang bukan hanyauntuk menakuti, tetapi juga menggugah pemikiran penonton mengenai dampak darikeserakahan, ambisi, dan penyimpangan keyakinan.


‘Syirik: Danyang Laut Selatan’ akan tayang serentak pada 19 Juni 2025 di seluruh bioskopIndonesia. Jangan lewatkan pengalaman horor yang tak hanya menegangkan, tapi juga saratmakna budaya. 



Kamis, 12 Juni 2025

GALA PREMIERE FILM ASSALAMUALAIKUM BEIJING 2: LOST IN NINGXIA DI JAKARTA, FILM INI AKAN TAYANG SERENTAK PADA 19 JUNI 2025

 Jakarta, 10 Juni 2025 – Antusiasme para pecinta film drama romantis kembal bangkit lewat gelaran press conference Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia,yang digelar siang ini di EPICENTRUM XXI JAKARTA.


Setelah sebelumnya sukses memikat hati para undangan dalam soft launching hari Minggu, 18 Mei eksklusif di KBRI Beijing, Tiongkok, kini giliran Indonesia menyambut kehadiran sekuel drama lintas budaya yang sudah sangat lama dinantikan ini.Film ini tidak hanya menawarkan pemandangan menawan wilayah Ningxia di Tiongkok, tetapi juga menyajikan drama emosional yang menggali lebih dalam arti cinta, kehilangan, dan spiritualitas.Disutradarai oleh Guntur Soeharjanto dan diproduksi oleh Imperial Picture,



Assalamualaikum Beijing : Lost in Ningxia menceritakan tentang perjalanan Aisha(Yasmin Napper), yang kini melakukan perjalanan penuh harapan ke Ningxia untuk menemukan kembali cinta lamanya, Arif (Emir Mahira), yang menghilang secara misterius. Namun perjalanan Aisha tidak mudah. Di tengah tantangan budaya dan medan asing, ia bertemu Mo (Baskara Mahendra), 



seorang pria Tionghoa-Indonesia yang menawarkan bantuan. Ketegangan emosional tumbuh saat perasaan baru mulai berkembang, namun Aisha harus menghadapi kenyataan ketika Arif tiba-tiba kembali ke hidupnya. Ia dihadapkan pada dilema besar: mengikuti cinta lama atau memberi ruang pada cinta baru yang membuka babak spiritual dalam hidupnya.Seluruh pemain dan crew berharap semoga film ini dapat memikat hati para pecinta film.

Karena Film ini menampilkan keindahan eksotis Ningxia, kehidupan komunitas Muslim di Tiongkok, serta nilai-nilai universal yang relevan untuk semua kalangan. Dengan sentuhan sinematografi yang indah dan alur cerita yang kuat,Assalamualaikum Beijing 2 siap menggugah emosi penonton dan menginspirasi banyak hati.



Dibintangi oleh Yasmin Napper sebagai Aisha, bersama Emir Mahira sebagai Arif,Baskara Mahendra sebagai Mo, Ria Ricis sebagai Evy, Lolox sebagai Victor, Ferry Salim sebagai Baba, Gabriella Ekaputri sebagai Saabira, Violetta sebagai Sisca,Hartawan Triguna sebagai Hastomo, Nadzira Shafa sebagai cameo.



Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia akan resmi tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 19 Juni 2025. Film ini diharapkan tak hanya menjadi suguhan drama romantis yang memikat, 




namun juga membawa pesan tentang keberanian mencintai, keikhlasan melepaskan, dan merayakan perbedaan sebagai anugerah.





Jangan lewatkan film yang akan membawa anda menyelami keindahan Ningxia dan makna yang mendalam tentang arti kehilangan, pencarian, terluka serta harapan tersaji akan sebuah perjalanan kehidupan.




 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates