translet

Selasa, 18 November 2025

Monoplay Melati Pertiwi Kolaborasikan 6 Aktris dan Penyanyi Berbakat Indonesia, Perankan Pahlawan Nasional Perempuan Indonesia

 Jakarta - INDONESIA, 17 November 2025. Sebagai wujud nyata persembahan Hari

Kemerdekaan RI Ke-80 pada Agustus lalu, seraya memperingati bulan penghormatan

terhadap para pahlawan Indonesia, Keana Production dengan bangga

mempersembahkan sebuah karya seni pertunjukan monumental, ‘Monoplay Melati

Pertiwi: Merajut Sejarah Perjalanan Bangsa’,- yang mengangkat kisah heroik dan

inspiratif enam Pahlawan Nasional Perempuan Indonesia dari lintas generasi, yakni:

S.K. Trimurti, Nyi Ageng Serang, Ratu Kalinyamat, Rasuna Said, Christina Martha

Tiahahu, dan Laksamana Malahayati.

Monoplay Melati Pertiwi’ dirancang sebagai sebuah pertunjukan utuh yang kohesif,

menyoroti narasi perjuangan yang sering kali tak terungkap dari para perempuan

perkasa yang membentuk sejarah bangsa, dimana kisah satu tokoh dengan tokoh

lainnya saling berkaitan, membentuk sebuah narasi besar tentang keberanian,

ketangguhan, kecerdasan, dan pengorbanan perempuan nusantara dalam membangun bangsa.




Produksi monoplay ini diproduseri oleh aktris dan produser Marcella Zalianty dan

disutradarai oleh Wawan Sofwan. Monoplay Melati Pertiwi ini akan diadakan pada

Selasa, 25 November 2025 di Gedung Kesenian Jakarta dengan dua sesi pertunjukan

pukul 16.00 WIB dan 19.30 WIB.

Sebagai inisiator dan produser, Marcella Zalianty dalam sambutannya menegaskan

komitmen Keana Production untuk menghadirkan karya seni pertunjukan yang tidak

hanya menghibur, tetapi juga mengandung nilai-nilai mendalam dan relevan dengan

kondisi sosial. “Bagi saya, Melati Pertiwi adalah sebuah proyek yang sangat personal

sekaligus universal. Kisahnya menggali tentang kekuatan para pahlawan perempuan,

pergulatan batin, dan makna identitas di tengah tekanan zaman. Melalui monoplay ini,

kami ingin membawa penonton pada sebuah perjalanan introspeksi yang mendalam.”

Sutradara Monoplay Melati Pertiwi, Wawan Sofwan mengatakan, “Kami tidak hanya

sekadar menceritakan ulang biografi, tetapi membongkar jiwa dari setiap karakter.

Setiap pahlawan ini akan ‘berbicara’ langsung kepada penonton, membawa mereka ke

dalam momen-momen krusial yang menentukan. Kami akan menggunakan elemen


panggung, multimedia, dan tentu saja, akting yang intens untuk menciptakan

pengalaman teater yang kami harap tak terlupakan.”

Setelah melalui proses kurasi yang mendalam, Keana Production mengumumkan enam

aktris dan penyanyi yang akan terlibat dalam ‘Monoplay Melati Pertiwi: Merajut Sejarah

Perjalanan Bangsa’, yaitu: Isyana Sarasvati sebagai SK Trimurti, Maudy Koesnaedi

sebagai Nyi Ageng Serang, Tika Brivani sebagai Rasuna Said, Hana Malasan sebagai

Ratu Kalinyamat, Marcella Zalianty sebagai Laksamana Malahayati, dan Glory sebagai

Christina Martha Tiahahu.

Bagi Isyana Sarasvati yang berperan sebagai S.K. Trimurti, "Merupakan kehormatan

luar biasa bisa memerankan S.K. Trimurti, seorang jurnalis dan pejuang yang tak kenal

lelah. Semangat beliau dalam menyuarakan kebenaran melalui tulisan mengingatkan

saya pada kekuatan musik dan kata-kata sebagai alat untuk menyampaikan pesan dan

membangkitkan semangat. Sebagai musisi, saya belajar bahwa setiap nada dan lirik,

seperti setiap tulisan dan aksi beliau, dapat menjadi pembawa perubahan. Saya

berusaha menghidupkan kembali keteguhan hatinya di atas panggung."

Tika Bravani sebagai Rasuna Said mengatakan, "Rasuna Said adalah pahlawan

dengan ketajaman pikiran dan keberanian bersuara. Memerankannya membuat saya

menyadari betapa pendidikan dan pena adalah senjata yang sangat ampuh.

Semangatnya memperjuangkan hak perempuan dan pendidikan melalui orasinya

menginspirasi saya untuk menggunakan seni peran sebagai medium edukasi."

Maudy Koesnaedi sebagai Nyi Ageng Serang menyampaikan, "Mendalami karakter Nyi

Ageng Serang, sang strategi ulung dan pemimpin di usia senja, adalah perjalanan yang

sangat mendalam. Kepemimpinannya yang bijaksana dan pengorbanannya bagi rakyat

membuat saya merenungkan arti kontribusi kita bagi sesama. Sebagai figur publik yang

juga berkecimpung di berbagai bidang, saya terinspirasi untuk senantiasa

menggunakan 'panggung' yang saya miliki, baik di dunia seni maupun sosial, untuk

hal-hal yang positif dan memberdayakan, persis seperti spirit yang dibawa Nyi Ageng

Serang."

Bagi Hana Malasan yang berperan sebagai Ratu Kalinyamat, “Memerankan Ratu

Kalinyamat, sang Ratu Pantai Utara yang gagah berani dan tegas, adalah tantangan

yang saya terima dengan penuh semangat. Beliau adalah simbol ketegasan dan visi

besar seorang pemimpin perempuan. Sebagai aktor dan entertainer, saya melihat

bagaimana keberaniannya untuk ‘tampil beda’ dan memimpin di eranya relevan dengan

semangat kita hari ini — untuk berani menjadi diri sendiri dan memimpin di bidang

masing-masing."


Aktris dan produser Marcella Zalianty yang berperan sebagai Laksamana Malahayati

menyampaikan, Laksamana Malahayati adalah legenda. Seorang laksamana

perempuan pertama di dunia, pemimpin pasukan Inong Balee, sungguh luar biasa.

Tidak hanya memerankannya, saya juga terhormat menjadi produser di proyek ini.

Membawakan sosok sehebat Malahayati, terasa seperti sebuah penyempurnaan.

Kepemimpinannya di medan perang sejajar dengan tantangan memimpin produksi

sebuah pertunjukan besar; butuh keberanian, ketegasan, dan hati yang besar. Saya

ingin menginspirasi perempuan lain untuk menjadi 'laksamana' di bidangnya

masing-masing."

Sementara itu, Glory Hilary sebagai Christina Martha Tiahahu mengatakan, "Christina

Martha Tiahahu menggambarkan semangat juang yang membara sejak usia sangat

muda. Semangat pantang menyerahnya, bahkan di detik-detik terakhir hidupnya,

sangat mengharukan dan membangkitkan gairah. Sebagai aktris, saya menemukan

kesamaan dalam hal 'passion' dan intensitas. Jika saya menuangkan jiwa ke dalam

setiap peran, Christina menuangkan jiwanya untuk membela tanah air. Saya berharap

dapat menyalurkan api semangatnya itu melalui pertunjukan ini."

Monoplay Melati Pertiwi: Merajut Sejarah Perjalanan Bangsa mendapat dukungan dari

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, BTN, Djarum Foundation sebagai

bentuk komitmen bersama dalam melestarikan nilai-nilai kepahlawanan dan

memperkuat peran perempuan dalam kebudayaan bangsa. Dukungan ini menjadi bukti

bahwa karya seni dan pertunjukan seperti ini tidak hanya menjadi ruang ekspresi, tetapi

juga wadah edukatif untuk menanamkan semangat perjuangan dan kebanggaan

terhadap identitas Indonesia di kalangan generasi muda.

Monoplay Melati Pertiwi ini melibatkan banyak kru bertalenta dibidangnya. Antara lain: 5

penulis naskah yakni: Ahda Imran, Cut Novita Srikandi, Felix K. Nesi, Endah Dinda

Jenura, dan Fandy Hutari. Sementara Penata artistik dipercayakan pada Trianzani

Sulshi, penata musik pada Achi Hardjakusumah, Pimpinan Panggung dengan Bayu

Dharmawan, Penata Cahaya dengan Fajar Okto Adiputra, Penata Kostum dengan

Natasha Anadella, Penata Rias dan Rambut dengan Vani Sagita dan Fakhrudin, Penata

Multimedia dengan Aep Suherman, serta Fotografi poster dengan Winston Gomez.

Harga tiket pertunjukan Monoplay Melati Pertiwi dimulai dari Rp150.000 hingga 1 juta

rupiah dan dapat dibeli secara online melalui loket.com. Untuk informasi lebih lanjut

mengenai jadwal, penampilan, dan detail acara, dapat mengunjungi akun resmi

Instagram @keana_film.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates