translet

Minggu, 17 November 2024

FFI 2024 Memperkenalkan Dewan Juri Akhir Karya Kritik Film

 Jakarta, 16 November 2024 - Usai mengumumkan rencana

Malam Anugerah Penghargaan Piala Citra FFI 2024 dan Dewan

Juri Akhir Kategori Film (Cerita Panjang dan Non Cerita Panjang)

serta Dewan Juri Pengabdian Seumur Hidup pada Kamis sore lalu,

hari ini Komite Festival Film Indonesia 2024 mengumumkan

nama-nama Dewan Juri Akhir Karya Kritik Film yang terdiri dari

tiga orang akademisi film dan kritikus film Dyna Herlina Suwarto,

Ekky Imanjaya, dan Erina Adeline Tandian.

Karya Kritik Film termasuk di dalam kategori non cerita panjang

Festival Film Indonesia. Penghargaan kepada Karya Kritik Film

mulai digelar kembali pada 2021 setelah terhenti selama 15 tahun.

Budi Irawanto, Ketua Bidang Penjurian FFI 2024-2026

menyatakan, “Kritik film tidak sekadar review terhadap film sebagai

panduan bagi penonton maupun masukan bagi pembuat film.

Melainkan juga menjadi bagian penting dari ikhtiar merawat

budaya sinema yang memuliakan dialog apresiatif demi kemajuan

ekosistem perfilman Indonesia.”

Tahun ini FFI menerima total 84 pendaftar Karya Kritik Film yang

kemudian melewati 2 tahap seleksi dan menghasilkan 4 nominasi

yang pemenangnya akan diumumkan pada Malam Anugerah Piala

Citra FFI 2024, 20 November 2024 nanti bertempat di ICE BSD,

Tangerang. Pemenang Karya Kritik Film akan meraih Piala Tanete

Pong Masak. Piala kategori Karya Kritik Film mengadopsi nama

salah satu akademisi film untuk semakin mempopulerkan profesi

dan untuk menginspirasi lebih banyak lahirnya karya-karya kritik film.

Tanete Pong Masak adalah satu dari sedikit akademisi film bergelar

doktor di Indonesia. Karier akademisnya bermula dari studi sastra

di Jurusan Sastra Inggris, Universitas Hasanuddin. Ia melanjutkan

studinya tentang linguistik terapan dan budaya Prancis di

Université de Franche-Comté, Besançon, Prancis, dari 1976 hingga

1980 dengan beasiswa Pemerintah Prancis. Ia kemudian

mengambil program doktoral tentang sejarah sosial dan sinema di

École des Hautes Études en Sciences Sociales (EHESS), Paris, dari

1980 sampai 1989. Disertasinya yang berjudul Le Cinéma

Indonésien (1926–1967): Études d'Histoire Sociale telah dibukukan

menjadi Sinema Pada Masa Soekarno oleh FFTV IKJ Press

merupakan satu dari sedikit literatur yang membahas aktivitas dan

politik perfilman sebelum Orde Baru. Disertasi tersebut mengisi

satu lubang besar dalam penulisan sejarah perfilman nasional.

Berkaitan dengan proses penjurian kritik film, Budi Irawanto

menyampaikan, “Terjadi diskusi yang hangat di antara juri dalam

menentukan pemenang kritik. Terutama berkaitan dengan

kebaruan yang ditawarkan kritik film tersebut. Dewan juri juga

menimbang kejelian penulis kritik menemukan unsur-unsur terbaik

sebuah film yang acapkali luput dilihat penonton serta

ketajamannya menangkap gagasan penting yang diusung sebuah

film.”

Dalam rangka menjelang Malam Anugerah Piala Citra, pada

rentang Agustus hingga September yang lalu, FFI mengadakan

rangkaian roadshow "FFI Goes to Campus” di mana salah satu

kegiatannya adalah lomba karya Kritik Film bagi pelajar dan

mahasiswa. Ini adalah salah satu bentuk upaya dari FFI untuk

semakin mempopulerkan karya Kritik Film yang harapannya

menjadi pemicu kelahiran bibit-bibit baru kritikus dan pengkaji

film. Para pemenang lomba diumumkan pula hari ini melalui akun

media sosial resmi FFI.


 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates