translet

Selasa, 08 Juli 2025

FILM ORANG IKAN Perpaduan Sinema Monster Klasik dan Sejarah Perang Dunia dari Asia Tenggara

 Dalam dunia film yang terus berkembang, setiap judul menyimpan cerita uniknya sendiri. Dari aksi yang mendebarkan hingga drama yang mengharukan, setiap film menawarkan pengalaman yang berbeda bagi penontonnya. Film-film horor Indonesia seringkali mengambil inspirasi dari mitologi dan legenda daerah. Film-film ini menghadirkan cerita-cerita menyeramkan yang berakar pada kepercayaan dan cerita rakyat Indonesia.



Lewat acara Special Screening Gala Premiere Film “Orang Ikan”, rumah produksi Gorylah Pictures, berkerjasama dengan Zhao Wei Films (Singapore) dan Infinite Studio (Indonesia) mempersembahkan sebuah karya unik yang memperluas cakrawala dengan genre creature horror action dengan sentuhan Asia Tenggara


Disutradarai dan ditulis oleh Mike Wiluan, film ini menggabungkan mitologi lokal, kisah sejarah, dan elemen sinematik monster klasik dalam satu pengalaman sinema yang segar dan menggugah secara visual maupun emosional.


Tema yang mendasari film ini adalah tentang kemanusiaan, bagaimana manusia dapat dengan mudah menghancurkan satu sama lain dalam peperangan, tetapi ketika dihadapkan dengan sesuatu yang tidak diketahui dari alam, mereka dapat bekerja sama untuk bertahan hidup. Film ini merujuk pada bagaimana manusia dapat merusak sesuatu yang tidak dipahami. Makhluk seperti Orang Ikan bertahan hidup karena ia perlu menyukai semua satwa liar. Pada akhirnya, antagonis di dunia ini tidak selalu makhluk. Melainkan manusia,” jelas Mike Wiluan, sutradara Indonesia, yang juga pemimpin Infinite Studios yg telah berpengalaman dalam memproduseri film-film internasional, seperti Buffalo Boys, Monkey Man, The Night Come For Us, Losmen Melati.

Orang Ikan” adalah film horor aksi yang memadukan kisah sejarah dan mitologi lokal dengan sinema monster klasik. Berlatar belakang Perang Dunia II, Film Orang Ikan mengisahkan seorang tentara Jepang dan tawanan perang Inggris yang terdampar di pulau terpencil dan harus berhadapan dengan makhluk ganas.

ilm mitologi "Orang Ikan" terinspirasi dari cerita rakyat Melayu dan film klasik "Creature from the Black Lagoon". Mengangkat kisah makhluk mitologi Indonesia, perpaduan manusia dan ikan, yang hidup di perairan. Mike Wiluan membawa visinya pada sinema horor Asia dengan pendekatan yang tidak biasa. Ia menyebut film ini sebagai “kisah asal muasal tentang monster, yang lahir dari tragedi kemanusiaan Perang Dunia II.” 

Sebagian besar cerita rakyat di Indonesia berbasis daratan. Selain Nyai Roro Kidul yang merupakan Dewi Laut, Orang Ikan adalah makhluk yang tidak memiliki kekuatan khusus atau hubungan dengan ritual kuno, agama, atau budaya sosial seperti banyak cerita rakyat lainnya,” ujar Mike. 

“Film "Orang Ikan" bukan hanya sebuah film horor, tetapi juga sebuah upaya untuk mengangkat cerita rakyat dan mitologi Indonesia ke layar lebar, serta memperkenalkan budaya Indonesia kepada penonton global. Film ini juga menceritakan tentang konflik, penyembuhan luka sejarah, dan kemungkinan perdamaian dalam kondisi paling ekstrem,” ujar Mike. 

Film “Orang Ikan” merupakan produksi lintas negara antara Indonesia, Singapura, Jepang, dan Inggris. Sederet aktor dan filmmaker ternama turut terlibat dalam proyek film ini, seperti Dean Fujioka, aktor dan penyanyi Jepang yang dikenal di Asia Timur, Callum Woodhouse, aktor asal Inggris (The Durrells, All Creatures Great and Small), Alan Maxson, aktor spesialis creature-feature dari Hollywood, dan sederet produser ternama, seperti Eric Khoo, Freddie Yeo, Tan Fong Cheng, Fumie Suzuki Lancaster, James Khoo, Darryl Yeo, Ninin Musa, Alexandra Gottardo, Yutaka Tachibana, Takahiro Yamashita, Anthony Khoo, serta dukungan produksi dari Zhao Wei Films (Singapura), Gorylah Pictures dan Infinite Studios (Indonesia). 


Meskipun melibatkan banyak orang dari berbagai lintas negara, Film “Orang Ikan”100% diproduksi di Indonesia, mengambil lokasi di Curug Sodong, Sukabumi, Kawasan Geopark Ciletuh dan Studio Infinite di Batam serta dibuat oleh tim Indonesia, seperti Asep Kalila (Director of Photography) yang mengambil pendekatan kontras antaralanskap tropis dan atmosfer horor laut, Ernaka Puspita Dewi (Make Up Designer) dan Fajrul Fadillah (FVX Artist). Terlibatnya tim Indonesia dalam proyek film ini menjadibukti bahwa filmmaker Indonesia telah mumpuni dalam menjalankan produksi dengan pihak asing. 

Untuk dialog dalam Film “Orang Ikan” menggunakan Bahasa Inggris dan Jepang. Karena cerita tersebut mengharuskan adanya karakter Jepang dan Inggris, itulah yang menjadi alasan untuk menghadirkan Dean Fujioka dan Callum Woodhouse dalam film ini. “Kami ingin menampilkan aktor asli dari negara asal. Dean sangat mengenal Indonesia dan berbicara dalam berbagai bahasa serta terbiasa dengan koreografi pertarungan. Callum adalah karakter yang luar biasa yang tidak takut berada dalam situasi sulit. Keduanya memiliki karya akting yang luar biasa dan pengalaman yang luar biasa,” ungkap Mike bangga. 

Meskipun banyak melibatkan para filmmaker hebat, bagi Mike tantangan terbesar dalam film yang mengangkat sosok makhluk adalah desain dan bentuk makhluk yang ingin ditampilkan karena pada dasarnya makhluk tersebut adalah karakter utama.“Saya pernah punya pengalaman dengan prostetik tetapi belum pernah bekerja dengan kostum lengkap dan animatronik sebelumnya. Untuk membuat film ini membutuhkan waktu dan pemilihan aktor makhluk juga merupakan bagian dari proses tersebut. Aspek lain yang menantang dalam pembuatan film ini adalah lokasi yang sangat terpencil. Prosesnya menantang secara fisik dan mental,” cerita Mike. Film “Orang Ikan” merupakan film Indonesia yang menggunakan teknik kostum monster yang mumpuni yang melibatkan Allan Holt, creature designer dari Amerika dengan prostetik dan teknik practical effects ala era klasik dengan detil kostum yang sangat riil. Terkait teknik khusus yang digunakan dalam proses pembuatan film “Orang Ikan” ini, Mike Wiluan mengatakan “Kami melakukan syuting di medan yang berbahaya, jadi keselamatan menjadi hal yang penting. Kami melakukan syuting di hutan, tebing, gua, dan pantai liar dengan arus yang kuat. Tim pemeran pengganti dan personel keselamatan kami selalu siap sedia. Proses khusus perlu dilakukan pada kostum Orang Ikan dan pemainnya karena kostum tersebut sangat panas. Kostum tersebut memiliki sistem pendingin khusus yang sangat mirip dengan pembalap F1. Kostum tersebut juga memiliki animatronik yang sangat sensitif yang memerlukan operator yang terampil.”

Sebelum penayangan di bioskop Indonesia, Orang Ikan telah mencuri perhatian dunia lewat pemutarannya di beberapa ajang film festival Internasional, seperti: 37th Tokyo International Film Festival 2024 (Gala Selection), 35th Singapore International Film Festival 2024 (Official Selection), Trieste Science+Fiction Festival 2024 (European Premiere – Neon / Asteroid Competition), Overlook Film Festival 2025 (US Premiere), Fantasy Filmfest Night 2025 (German Premier), dan Neuchatel Int’l Fantastic FF 2025 (Swiss Premiere)

Film “Orang Ikan” juga banyak dipuji oleh kritikus film dunia atas pendekatan segar terhadap sub-genre creature-feature dengan konteks Asia yang kuat.

A bold reimagining of the monster genre rooted in Southeast Asian history... visually gripping and emotionally complex.”— Bloody Disgusting

“Monster horror meets wartime survival in a unique hybrid only Southeast Asia could deliver.”— Film Inquiry

Rencananya film “Orang Ikan” juga akan tayang di berbagai negara, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, Jerman, Yunani, Italia, Spanyol, Inggris, Rusia/Baltik, dan Timur Tengah. 

“Monster dari legenda Asia kini hadir di layar lebar. Saksikan kisah bertahan hidup paling mendebarkan tahun ini hanya di bioskop! Film ini rencananya akan tayang sebagai special showcase/screening di bioskop CGV di Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya mulai 11 Juli 2025” 

















Kamis, 19 Juni 2025

“RABI JIWO” FILM HORROR TAYANG DI BIOSKOP MULAI 26 JUNI 2025

 Jakarta, 18 Juni 2025 – Setelah mempersembahkan film pertama yang bertema action, Tawang Khan Production kembali memproduksi film dengan mengambil genre horror berjudul Rabi Jiwo: Menikahi Mayat. Disutradarai oleh Agus H. Mawardy, film ini cukup mencuri perhatian, karena tercatat sebagai comeback Syahnaz Sadiqah dan Ramon Y Tungka ke layar lebar. Dengan ciri khas Tawang Khan Production berupa adanya adegan laga yang dikoreografi sebagai nilai tambah, film Rabi Jiwo diharapkan akan menjadi suatu film horor yang tampil beda. Selain genre horror juga diselipkan humor disana-sini sebagai selingan dari kisah film yang cukup mencekam. Film ini tayang mulai tanggal 26 Juni 2025 di seluruh Indonesia.



SINOPSIS Rabi Jiwo: Menikahi Mayat menceritakan tentang kisah seorang anak muda yang terlibat cinta beda kasta. Demi mendapatkan kekasihnya, ia rela melakukan segala cara termasuk memanggil kekuatan dari alam kematian. Hal tersebut kemudian memancing teror mengerikan yang bahkan tidak pernah ia bayangkan.  




CAST & CREW Film Rabi Jiwo dibintangi sederet nama seniman Tanah Air, antara lain Syahnaz Sadiqah, Ramon Y Tungka, Reynavenzka Deyandra, Furry Setya, Tyo Pakusadewo, Varissa Camelia, Lisa Mae, Budi Bima, Sania Velova, dan Sri Yatun. Produser film ini adalah empat anak muda dari dunia bela diri Tanah Air yaitu; Wahyudi “Beksi” Tejo Sulaksono, Ali Massae, Atmi S, dan Ical Labarani. Adegan laga sepenuhnya dikejarkan oleh All Stars Productions dengan arahan sutradara laga Fandy Fight. Sutradara Agus H Mawardy yang membesut film ini sebelumnya dikenal sebagai sutradara film Valentine, Arwah Noni Belanda, dan Bonnie, serta beberapa series dan film pendek diantaranya Kalis, Wening dan beberapa judul Halusinada di suatu OTT.




LOKASI SHOOTING Dalam proses pembuatannya, film Rabi Jiwo dilakukan di daerah Blora, Cepu dan Lasem - Jawa Tengah. Proses pengambilan gambar film ini mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah, dengan mendapatkan lokasi-lokasi yang cukup menakjubkan. Antusiasme masyarakat lokal terbilang tinggi, selain kehadiran para aktor, mereka juga bangga karena daerahnya dilibatkan sebagai lokasi syuting. Cuaca yang cukup ekstrim karena terletak di wilayah pesisir tidak membuat para pemeran film Rabi Jiwo patah semangat. Aktor Furry Setia yang harus banyak melakukan adegan fisik bahkan sempat dibawa ke rumah sakit karena alami dehidrasi, dan segera mendapatkan infus agar tetap prima berakting keesokan harinya. DAFTAR CAST: Raymond J Tungka sebagai Gimin Syahnaz Sadiqah sebagai Sriningsih Reynavenzka Deyandra sebagai Nyi Suti Furry Setya sebagai Gopek Tyo Pakusadewo sebagai Raden Mas Priyo Sumarjo Varissa Camelia sebagai Nyi Turah Lisa Mae sebagai Wati Budi Bima sebagai Ki Geseng Sania Velova sebagai Raden Ayu Priyo Sumarjo Sri Yatun sebagai Simbok

Selasa, 17 Juni 2025

Mengenal SKOP Productions & Deretan Bintang Film di Balik Film Action Malaysia Terlaris “Blood Brothers: Bara Naga” yang Kini Tayang di Bioskop Indonesia

 Film aksi terbaru “Blood Brothers: Bara Naga” bukan sekadar suguhan hiburan penuh ledakan dan adrenalin. Film ini lahir dari tangan-tangan kreatif dan penuh pengalaman, baik dari rumah produksinya, SKOP Productions, maupun para pemain utamanya yang telah lama menjadi ikon di industri film Malaysia.



SKOP Productions merupakan rumah produksi legendaris Malaysia yang telah berdiri sejak 1985, didirikan oleh Datuk Yusof Haslam. Popularitas SKOP melejit melalui film “Sembilu” (1995) yang sukses meraih RM6 juta hanya dalam satu minggu penayangan. Sejak itu, SKOP dikenal sebagai pionir film-film box office Malaysia, dengan portofolio blockbuster seperti Polis Evo 3(2023) dengan capaian RM 54 juta, disutradarai Syafiq Yusof, dibintangi Syafiq Kyle dan Sharnaaz Ahmad. Lalu, Munafik 2 (2018) dengan capaian RM 48 juta dan Abang Long Fadil 2 (2022) yang meraup RM 25 juta.



“Blood Brothers: Bara Naga” menjadi proyek ambisius terbaru dari SKOP, mempertegas posisinya sebagai studio film dengan inovasi dan kualitas produksi bertaraf internasional. Para pemainnya pun adalah talenta-talenta terbaik Malaysia, di antaranya:

● Syafiq Kyle

Aktor muda berbakat ini dikenal luas melalui perannya sebagai Inspektur Dani dalam film box office “Polis Evo 3”. Ia juga pernah membintangi film horor populer “Pusaka”(2019), dan terlibat aktif dalam adegan stunt yang dilakukannya sendiri. “Blood Brothers” menjadi film ketiganya bersama sutradara Syafiq Yusof, menunjukkan chemistry dan konsistensi kualitas mereka.




● Sharnaaz Ahmad

Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun, Sharnaaz dikenal sebagai aktor serba bisa, khususnya dalam peran-peran keras dan penuh intensitas. Ia memerankan karakter ikonik Lan Todak dalam film remaja legendaris “Juvana”. Kerap tampil dalam proyek-proyek berani dan berisiko tinggi, Sharnaaz juga tampil dalam “Polis Evo 3” dan bekerja erat dengan Syafiq Kyle dan Syafiq Yusof.



● Shukri Yahaya

Dianggap sebagai salah satu aktor utama paling dicintai di televisi Malaysia, Shukri telah tampil dalam lebih dari 100 serial TV. Ia memukau penonton lewat aktingnya dalam drama-drama hits seperti “Asam Pedas untuk Dia”, “7 Hari Mencintaiku”, “Andainya Takdir”, “Rindu Awak Separuh Nyawa” hingga “Anda Itu Takdirnya”. Dikenal memiliki pertemanan personal dengan Sharnaaz Ahmad.




Amelia Henderson

Aktris multitalenta ini juga merupakan model, presenter, dan penulis. Ia dikenal publik luas berkat film horor “Pulau” (2023) dan aksi laga “J2: J Retribusi” (2021). Di luar layar,Amelia adalah pembawa acara podcast sukses “Studio Sembang” yang memiliki lebih dari 210 ribu subscriber di YouTube. Dikenal akan kecerdasannya, Amelia membawa dimensi baru dalam dunia perfilman Malaysia.




“Blood Brothers: Bara Naga” tidak hanya menandai pencapaian teknis luar biasa dengan sinematografi, adegan laga, dan musik latar berstandar tinggi, tetapi juga menjadi titik pertemuan aktor-aktor paling ikonik Malaysia dalam satu layar. Sebuah kolaborasi yang tak hanya menghibur, tapi juga merepresentasikan kemajuan sinema Malaysia yang semakin mendekati standar internasional.Film ini sudah tayang di bioskop Indonesia mulai 11 Juni 2025, dan menjadi perkenalan terbaik untuk memahami kualitas blockbuster Malaysia yang semakin membanggakan.

Senin, 16 Juni 2025

Syirik: Danyang Laut Selatan’ Tawarkan Teror Mistis Berbalut Budaya Lokal, Tayang 19 Juni2025

 Jakarta, 16 Juni 2025 — Film horor terbaru bertajuk ‘Syirik: Danyang Laut Selatan’ siapmeneror layar lebar dengan pendekatan yang berbeda dari film horor kebanyakan. Tak sekadarmenyajikan adegan jumpscare, film ini justru menggali kedalaman kengerian dari akar-akarbudaya, kepercayaan kelam, dan praktik sesat yang masih eksis di masyarakat. Dengan ceritayang menyentuh sisi emosional dan spiritual, Syirik menghadirkan horor yang lebih personaldan mengusik batin penonton.

Kisah cinta tragis antara Said dan Sari menjadi salah satu benang merah dalam narasi film ini.Cinta mereka diuji oleh tradisi kuno, tekanan keluarga, serta ancaman dari kekuatan gaib.Perjuangan mereka menggambarkan dilema berat dalam memilih antara cinta, keluarga, dankebenaran.

Tokoh Said, yang digambarkan sebagai seorang santri yang kembali ke kampung halamannyadan menemukan desanya telah jatuh dalam kesesatan, menjadi inti dari konflik utama film ini.Cerita tersebut memunculkan pertarungan nilai antara iman dan penyimpangan, sertamenghadirkan dimensi moral dan spiritual dalam balutan genre horor.Intrik kekuasaan turut memperkuat ketegangan film ini.

 Sosok antagonis Ki Dalang, yangterobsesi pada ilmu hitam dan ritual tumbal, berhadapan dengan tokoh lurah yang harusmemilih antara menyelamatkan warganya atau menutupi rahasia kelam desa tersebut. Konflikini menjadi cerminan tentang pengorbanan, ambisi, dan kekuasaan yang menyesatkan.Film ini juga didukung oleh deretan bintang papan atas, seperti Teuku Rassya, DonnyAlamsyah, Kinaryosih, Totos Rasiti, Richelle Skornicki, dan Nikita Mirzani. 

Kehadiran para aktorini menjadi jaminan kualitas dari sisi akting dan daya tarik yang kuat bagi penonton.Menariknya, film ini juga menjadi salah satu titik balik karier Nikita Mirzani, yang selama inikerap menjadi sorotan media karena berbagai kontroversi. Dalam film ini, Nikita menunjukkandedikasinya sebagai aktris, dengan peran yang menantang dan emosional.‘Syirik: Danyang Laut Selatan’ juga mencuri perhatian dengan keberaniannya mengangkatberbagai mitos dan legenda lokal, terutama dari Jawa. 

Mulai dari cerita Danyang penjaga desa,pulung gantung, ritual pengorbanan, hingga konsep mengerikan seperti ‘wayang kulit manusia’,semuanya dikemas secara sinematik dan otentik, menghadirkan pengalaman horor yang terasanyata dan dekat dengan budaya masyarakat Indonesia.

Debut Richelle Skornicki sebagai pemeran utama di genre horor juga menjadi salah satu sorotan. Dalam perannya sebagai Sari, Richelle berhasil memerankan karakter yang penuhdilema dan pergolakan batin.Sisi visual film ini pun tak kalah mencuri perhatian.


 Dengan mengambil lokasi syuting diWonosari, film ini menyuguhkan lanskap alam dan suasana pedesaan yang penuh nuansamistis. Keindahan visual dari pemandangan alam hingga elemen arsitektur lokal memperkuatatmosfer mencekam dalam setiap adegannya.Dengan proses produksi yang memakan waktu cukup lama, Syirik dirancang bukan hanyauntuk menakuti, tetapi juga menggugah pemikiran penonton mengenai dampak darikeserakahan, ambisi, dan penyimpangan keyakinan.


‘Syirik: Danyang Laut Selatan’ akan tayang serentak pada 19 Juni 2025 di seluruh bioskopIndonesia. Jangan lewatkan pengalaman horor yang tak hanya menegangkan, tapi juga saratmakna budaya. 



Kamis, 12 Juni 2025

GALA PREMIERE FILM ASSALAMUALAIKUM BEIJING 2: LOST IN NINGXIA DI JAKARTA, FILM INI AKAN TAYANG SERENTAK PADA 19 JUNI 2025

 Jakarta, 10 Juni 2025 – Antusiasme para pecinta film drama romantis kembal bangkit lewat gelaran press conference Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia,yang digelar siang ini di EPICENTRUM XXI JAKARTA.


Setelah sebelumnya sukses memikat hati para undangan dalam soft launching hari Minggu, 18 Mei eksklusif di KBRI Beijing, Tiongkok, kini giliran Indonesia menyambut kehadiran sekuel drama lintas budaya yang sudah sangat lama dinantikan ini.Film ini tidak hanya menawarkan pemandangan menawan wilayah Ningxia di Tiongkok, tetapi juga menyajikan drama emosional yang menggali lebih dalam arti cinta, kehilangan, dan spiritualitas.Disutradarai oleh Guntur Soeharjanto dan diproduksi oleh Imperial Picture,



Assalamualaikum Beijing : Lost in Ningxia menceritakan tentang perjalanan Aisha(Yasmin Napper), yang kini melakukan perjalanan penuh harapan ke Ningxia untuk menemukan kembali cinta lamanya, Arif (Emir Mahira), yang menghilang secara misterius. Namun perjalanan Aisha tidak mudah. Di tengah tantangan budaya dan medan asing, ia bertemu Mo (Baskara Mahendra), 



seorang pria Tionghoa-Indonesia yang menawarkan bantuan. Ketegangan emosional tumbuh saat perasaan baru mulai berkembang, namun Aisha harus menghadapi kenyataan ketika Arif tiba-tiba kembali ke hidupnya. Ia dihadapkan pada dilema besar: mengikuti cinta lama atau memberi ruang pada cinta baru yang membuka babak spiritual dalam hidupnya.Seluruh pemain dan crew berharap semoga film ini dapat memikat hati para pecinta film.

Karena Film ini menampilkan keindahan eksotis Ningxia, kehidupan komunitas Muslim di Tiongkok, serta nilai-nilai universal yang relevan untuk semua kalangan. Dengan sentuhan sinematografi yang indah dan alur cerita yang kuat,Assalamualaikum Beijing 2 siap menggugah emosi penonton dan menginspirasi banyak hati.



Dibintangi oleh Yasmin Napper sebagai Aisha, bersama Emir Mahira sebagai Arif,Baskara Mahendra sebagai Mo, Ria Ricis sebagai Evy, Lolox sebagai Victor, Ferry Salim sebagai Baba, Gabriella Ekaputri sebagai Saabira, Violetta sebagai Sisca,Hartawan Triguna sebagai Hastomo, Nadzira Shafa sebagai cameo.



Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia akan resmi tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 19 Juni 2025. Film ini diharapkan tak hanya menjadi suguhan drama romantis yang memikat, 




namun juga membawa pesan tentang keberanian mencintai, keikhlasan melepaskan, dan merayakan perbedaan sebagai anugerah.





Jangan lewatkan film yang akan membawa anda menyelami keindahan Ningxia dan makna yang mendalam tentang arti kehilangan, pencarian, terluka serta harapan tersaji akan sebuah perjalanan kehidupan.




Rabu, 21 Mei 2025

Ganesa Films Rilis Poster dan Trailer Perdana Film Horor “Syirik (Danyang Laut Selatan)”, Nikita Mirzani Tampil Sebagai Penari Ledhek

 


Setelah menjadi perbincangan hangat di media sosial, Ganesa Films resmi merilis poster dan trailer perdana film horor terbaru mereka, Syirik (Danyang Laut Selatan). Peluncuran ini digelar di Cinepolis Senayan Park dan turut dihadiri para pemain yang untuk pertama kalinya menyaksikan pemutaran trailer di layar lebar sekaligus secara seremonial memperkenalkan poster resmi film kepada audiens yang hadir. Beberapa bintang yang ikut hadir dalam acara tersebut antara lain Richele Skornicki, Donny Alamsyah, Kinaryosih, dan Totos Rasiti. Film yang dibintangi oleh Richele Skornicki (sebagai Sari), Teuku Rasya (sebagai Said), Nikita Mirzani (sebagai Ningsih), Donny Alamsyah (sebagai Ki Dalang), Kinaryosih sebagai Santika, Ibu Sari), Totos Rasiti (sebagai Lurah), Staniafirasti (sebagai Bu Lurah), Pritt Timothy (sebagai Romo), Seteng Adja (sebagai Mbah Wito), dan Mila Rosinta (sebagai Danyang) ini dijadwalkan tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai 19 Juni 2025. Disutradarai oleh Hestu Saputra, Syirik (Danyang Laut Selatan) dipastikan bukan sekadar film horor biasa. Selain memadukan teror mistis dengan kisah cinta, konflik keluarga, dan kekuatan budaya lokal, film ini juga menghadirkan pendekatan konseptual yang berbeda. Ruang sosial desa pesisir dalam film ini dibangun sebagai semesta cerita (universe) yang hidup dan kompleks, menjadikannya tampil otentik dan membedakan Syirik (Danyang Laut Selatan) dari film-film bertema penari lainnya yang sudah lebih dulu hadir di perfilman Indonesia. Cerita berpusat pada Said (Teuku Rasya), seorang pemuda yang pulang ke desanya setelah bertahun-tahun menimba ilmu di pesantren. Namun, kepulangannya justru membuka tabir misteri—desanya kini diliputi kejadian supranatural yang mengancam keselamatan orang-orang terdekatnya, terutama Sari (Richele Skornicki), gadis yang telah lama ia cintai yang sekarang menjadi harapan Ibunya untuk menjadi seorang penari Ledek utama. Tak hanya itu, Said juga dihadapkan pada kenyataan pahit tentang keluarganya yang terikat pada tradisi kelam penuh rahasia yang ada sangkut pautnya dengan Sari. Mampukah ia menyelamatkan Sari dan desanya dari kuasa gelap? Ketegangan cerita langsung terasa dalam visual poster perdana yang menampilkan karakter-karakter utama dalam suasana mencekam. Dalam poster resmi tersebut, sosok Sari yang diperankan oleh Richele Skornicki tampil sebagai penari ledek, berdiri di tengah dan dikelilingi tokoh-tokoh lain yang menyiratkan banyaknya rahasia kelam yang terjadi di desa tersebut. Ditambah dengan kehadiran benda-benda klenik hingga hewan ular

yang identik dengan praktik kuasa gelap sehingga menggambarkan atmosfer horor dan teror yang kuat. Sementara itu, trailer resmi berdurasi dua menit sembilan belas detik menyuguhkan atmosfer desa yang penuh teror, dibuka dengan tembang Jawa serta adegan ritual yang akan menjadi kunci penting dalam film ini. Salah satu penampilan yang paling mencuri perhatian datang dari Nikita Mirzani, yang tampil memukau sebagai penari dengan tatapan tajam dan gerak tubuh penuh daya tarik mistis. Dalam film ini, Nikita memerankan karakter Ningsih, saingan Sari untuk menjadi penari Ledhek utama.Kehadiran Nikita Mirzani dalam film ini menjadi salah satu daya tarik utama, sekaligus menandai kembalinya Nikita ke layar lebar. Aksinya bersama aktor dan aktris lain akan menjadi kekuatan tambahan dalam menyokong cerita yang sudah begitu kuat. Sutradara Hestu Saputra menjelaskan bahwa film ini merupakan hasil perenungan panjang dan pengalaman empiris dari masa kecilnya di desa pesisir pantai selatan Jawa. “Sebagai seorang sutradara sekaligus penulis skenario film ini, saya ingin menampilkan horor yang tidak hanya menyeramkan secara visual, tapi juga menggugah secara emosional, apalagi film ini adalah hasil dari perenungan dan pengalaman saya selama tinggal di desa pesisir pantai selatan Jawa. Sehingga film Syirik (Danyang Laut Selatan) ini banyak menceritakan tentang lapisan konflik pada diri manusia terutama tentang keberanian, cinta, dan luka yang diwariskan turun-temurun,” ujarnya. Syirik (Danyang Laut Selatan) menyoroti tema-tema relevan seperti kekuasaan, ambisi, pengkhianatan, dan perjuangan cinta di tengah gejolak di sebuah desa. Nuansa budaya Jawa terasa kental melalui elemen-elemen khas seperti tari ledhek, ritual Bersih Dusun, dan mitos tentang Ratu Selir—unsur budaya yang jarang diangkat dalam film horor modern. “Meski terlihat sangat kental dengan unsur budaya, kami sengaja mengemas film Syirik (Danyang Laut Selatan) ini dengan pendekatan emosional yang relevan seperti kisah cinta terlarang, ambisi, serta pencarian jati diri, supaya bisa menyentuh Gen-Z tanpa kehilangan kekayaan nilai lokalnya,” tambah Chandir Bhagwandas, produser film Syirik (Danyang Laut Selatan). Film ini juga secara tegas mengangkat isu-isu seperti ilmu hitam, santet, dan bahaya ketika warisan budaya turun-temurun dimanipulasi menjadi alat kekuasaan. Unsur budaya Jawa seperti tari ledhek, ritual Bersih Dusun, hingga mitos Ratu Selir ditampilkan dengan cara yang ekspresif, namun tetap menjaga penghormatan terhadap akar budayanya. Jika harus dirangkum dalam satu kata, maka film ini adalah "Magis". Semakin tidak sabar menyambut kehadiran film Syirik (Danyang Laut Selatan) yang trailer resminya kini sudah dapat disaksikan melalui kanal YouTube Ganesa Films dan akun Instagram @filmsyirik_official. Ikuti terus kanal resmi tersebut untuk informasi eksklusif dan kejutan lainnya menjelang penayangannya.

PRESS CONFERENCE OFFICIAL TRAILER FILM & ORIGINAL SOUNDTRACK ASSALAMUALAIKUM BEIJING 2: LOST IN NINGXIA DIGELAR DI JAKARTA DAN BEIJING!! SIAP SAMBUT PENONTON BIOSKOP TANAH AIR

 



  • Sebuah cerita yang menyajikan kisah cinta lintas budaya yang penuh gejolak, dengan latar eksotis Ningxia, Tiongkok. 

  • Perjalanan menemukan diri sendiri melampaui kehilangan, pengkhianatan, harapan dan pencarian akan iman dan cinta sejati yang penuh dinamika

  • Pemutaran trailer perdana dan penampilan memukau dari Hanin Dhiya, Fadhillah Intan, Nadzira Shafa dan Dinda Alfa Regina

    Antusiasme para pecinta film drama romantis kembali menyala lewat gelaran press conference Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia, yang digelar siang ini di CGV Grand Indonesia, Jakarta. Setelah sebelumnya sukses memikat hati para undangan dalam soft launching hari Minggu, 18 Mei eksklusif di KBRI Beijing, Tiongkok, kini giliran Indonesia menyambut kehadiran sekuel drama lintas budaya yang sudah sangat lama dinantikan ini.

    Acara dibuka dengan hangat oleh MC yang memperkenalkan perjalanan film Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia, sebuah kisah tentang cinta, pengkhianatan, dan harapan yang dikemas dalam balutan budaya dua negara, Indonesia dan Tiongkok. 

    Para performer yang mengisi original soundtrack film ini turut hadir memeriahkan suasana. Adalah Fadhillah Intan, Nadzira Shafa, Dinda Alfa Regina dan Hanin Dhiya, tampil membawakan lagu tema yang penuh makna, seketika menghadirkan keharuan di ruangan dan menyentuh hati para hadirin.

    Sorotan utama acara ini adalah pemutaran trailer perdana. Trailer ini menampilkan perjalanan Aisha (Yasmin Napper), seorang reporter televisi yang meliput acara di Ningxia dan berniat memberi kejutan pada kekasihnya, Arif (Emir Mahira), yang sedang menempuh studi S2 di sana. Namun, Arif menghilang, dan Aisha dibantu oleh Mo (Baskara Mahendra), pemuda Tionghoa-Indonesia yang tinggal di sana, untuk mencarinya. Pencarian ini menjadi perjalanan religi bagi Aisha sebagai

    seorang yang baru mengenal Islam. Di tengah kekecewaan pada Arif, ia mulai memiliki perhatian pada Mo. Saat Aisha mulai melupakan Arif dan memperhatikan Mo, Arif kembali. Aisha bimbang, pada siapa hati yang dia miliki dilabuhkan. 

    Visual eksotis wilayah Ningxia dengan lanskap alamnya yang memukau serta potongan-potongan konflik emosional antara karakter Aisha, Arif, dan Mo berhasil membius perhatian seluruh yang hadir. Adegan-adegan dalam trailer berhasil merepresentasikan betapa film ini akan menjadi lebih dari sekadar kisah cinta — melainkan perjalanan tentang keberanian, keikhlasan, dan memaknai kembali arti cinta lintas perbedaan.

    Seluruh jajaran pemain dan kru film diperkenalkan secara langsung di atas panggung. Dimulai dari Yasmin Napper, Emir Mahira, Baskara Mahendra, Ria Ricis, Gabriella Eka Putri, Violeta Wijaya, dan Ferry Salim. Turut serta hadir perwakilan dari rumah produksi Imperial Pictures beserta partner pada project film ini terdapat Pak Hartawan sebagai Produser, Pak Niki dari 786 Production dan Rumpi Entertainment, Pak Guntur Soeharjanto sebagai sutradara, Ibu Asma Nadia sebagai penulis buku, dan Kak Bhutet sebagai Casting Director.

    Suasana semakin semarak ketika acara mulai kedalam segment penampilan penyanyi soundtrack film Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia tampil bergantian menyanyikan lagu-lagu yang akan menjadi warna emosional film ini. Musik yang dihadirkan bukan sekadar pelengkap, tapi menjadi narasi tersendiri yang membangun kedalaman cerita film.

    Selain menyapa media dan para tamu undangan, para pemain juga berbagi kisah menarik selama proses syuting di Tiongkok. Mulai dari tantangan menghadapi cuaca ekstrem di Ningxia, hingga pengalaman bersentuhan langsung dengan budaya masyarakat Hui yang begitu hangat dan bersahaja. Bagi Yasmin Napper, memerankan Aisha adalah pengalaman personal yang mengajarkannya banyak hal tentang keberanian menghadapi kehilangan dan merelakan.

    Acara press conference ditutup dengan sesi foto bersama para pemain, kru, media, serta para performer. Sebagai penutup yang manis, Hanin Dhiya kembali membawakan lagu penutup yang menyentuh hati, membuat seisi ruangan larut dalam suasana hangat dan emosional.

    Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia akan resmi tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 19 Juni 2025. Film ini diharapkan tak hanya menjadi suguhan drama romantis yang memikat, namun juga membawa pesan tentang keberanian mencintai, keikhlasan melepaskan, dan merayakan perbedaan sebagai anugerah.

    Jangan lewatkan film yang akan membawa penonton menyelami keindahan Ningxia dan makna yang mendalam tentang arti kehilangan, pencarian, terluka serta harapan tersaji akan sebuah perjalanan kehidupan. Film ini akan tayang serentak di bioskop mulai 19 Juni 2025.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates