Artikel copy paste dari: http://www.infokomputer.com
Tak seperti PC dan laptop, perangkat mobile smartphone dan
tablet belum cukup mendapat perhatian penggunanya untuk soal keamanan.
Kalaupun terjadi kehilangan, pengguna umumnya terpaksa merelakan
perangkat dan data yang tersimpan di dalamnya.
Jason Mok (Consumer Sales Manager Malaysia, Indonesia, & Thailand Symantec) mengungkapkan bahwa 67% dari pemilik perangkat mobile tidak memproteksi perangkatnya dengan katasandi (password). “Padahal password adalah cara proteksi paling mudah,” ujarnya.
Sementara
cara proteksi keamanan dengan aplikasi pun masih kurang populer.
Buktinya, hanya 16% pengguna yang memasang aplikasi sekuriti yang selalu
terbarui (updated). Sedangkan mereka yang memasang aplikasi sekuriti dengan kemampuan hapus (wipe) data hanya 13%.
Padahal smartphone
dan tablet boleh dikategorikan sebagai perangkat andalan banyak orang
dewasa ini. Selain menyimpan informasi dan dokumen pribadi, perangkat mobile juga kerap digunakan pengguna untuk melakukan transaksi keuangan dan bekerja.
Salah satu peluang ancaman pada perangkat mobile adalah ketika terkoneksi ke jaringan internet. Dan saat ini, semua smartphone
dan tablet pasti memiliki fitur koneksi ke internet. Tahukah Anda,
berapa banyak smartphone terkoneksi ke dunia maya tahun ini? “Sekitar 1
miliar perangkat,” tandas Jason di hadapan para wartawan yang hadir
dalam Media Workshop Norton Mobile Security di Jakarta, hari ini
(30/5).
Oleh karena itu, Norton beberapa waktu lalu merilis solusi khusus perangkat mobile Norton Mobile Security (NMS) untuk smartphone
dan tablet berbasis OS Android. “Ini bukan antivirus, tapi lebih pada
pengamanan terhadap data atau informasi yang tersimpan di perangkat,”
jelas Rita Nurtika (Consumer Sales Manager, Symantec).
Beberapa fitur diperagakan Erwin Yovitanto (Business Manager PT Astrindo Starvision). Misalnya SMS-based Anti Theft. Setelah diunduh dan dipasang di perangkat, NMS memampukan pengguna dari jarak jauh (remote) mencari lokasi, mengunci ponsel, dan menghapus data yang ada ponsel.
Remote Scream, misalnya, dapat membantu pengguna yang lupa di mana menaruh ponsel atau ponsel dalam keadaan mute.
Pengguna cukup mengirim SMS ke ponsel tersebut melalui ponsel lain
(yang nomornya sudah didaftarkan terlebih dulu). Pesan singkat (SMS) itu
nantinya akan memicu alarm selama 30 detik dari ponsel yang hilang
tadi.
Aplikasi
sekuriti penting, tapi Jason Mok juga mengingatkan pengguna untuk
memiliki perilaku yang dapat membuat ponsel lebih aman. Misalnya,
lindungi ponsel dan tablet dengan kata sandi. “Kata sandi sebaiknya
tersusun dari kombinasi karakter,” anjurnya. Ia pun menyarankan pengguna
untuk memeriksa application rating dan permission; tentu saja memasang solusi sekuriti, tapi tidak lupa untuk memperbaruinya.
0 komentar:
Posting Komentar